Kamis, 22 September 2011

agregat


AGREGAT UNUTK BETON

Agregat merupakan salah satu bahan material beton.Agregat yang digunakan dalam campuran beton dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu :

a. Agregat halus       
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat pemecah batu. Adapun syarat-syarat dari agregat halus yang digunakan menurut PBI 1971, antara lain :
1)      Pasir terdiri dari butir- butir tajam dan keras. Bersifat kekal artinya tidak mudah lapuk oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan
2)      Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Lumpur adalah bagian- bagian yang bisa melewati ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5%, maka harus dicuci. Khususnya pasir untuk bahan pembuat beton.
3)      Tidak mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder. Agregat yang tidak memenuhi syarat percobaan ini bisa dipakai apabila kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan beton dengan agregat yangs sama tapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci dengan air hingga bersih pada umur yang sama.
agregat agregat halus kasar
Gambar 1.1 Pasir (Agregat Halus)
b.  Agregat kasar
Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butir lebih dari 5 mm. Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:
1)      Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak pecah karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.
2)      Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka harus dicuci lebih dahulu sebelum menggunakannya.
3)      Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti  zat –zat yang reaktif terhadap alkali.
4)      Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya tidak melebihi 20% dari berat keseluruhan.

Agregat menempati volume terbesar dalam adukan beton. Agregat di dalam betom memiliki fungsi sebagai berikut:
• Sebagai bahan pengisi
• Menentukan kekuatan adukan beton
• Membuat beton/adukan stabil terhadap pengaruh luar dan cuaca
• Memperkecil pemakaian perekat


Jenis agregat untuk beton dikelompokan sebagai berikut:

• Jenis agregat berdasarkan berat volume beton
• Jenis agregat berdasarkan bentuk
• Jenis agregat berdasarkan tekstur permukaan
• Jenis agregat berdasarkan ukuran butiran nominal
• Jenis agregat berdasarkan gradasi


Jenis agregat berdasarkan berat volume beton

1.       Agregat ringan : dipakai untuk pembuatan beton dengan berat volume kurang dari 1800 kg/m³. jenis ini dibagi lagi yaitu beton ringan dengan berat volume kurang dari 1200 kg/m³ dan beton setengah berat dengan berat volume 1200-1800 kg/m³.
2.       Agregat normal : dipakai untuk adukan beton sehari-hari yang umum dipakai. Untuk konstruksi bangunan secara umum, berat volumenya 1800 – 2800 kg/m³

3.       Abgregat berat  : dipakai terutama untuk adukan beton yang ditekankan pada berat massa beton lebih dari 2800 kg/m³.

Jenis agregat berdasarkan bentuk
1.       Agregat bulat.  Rongga udara 33%, sehingga ratio luas permukaan kecil. Beton yang dihasilkan oleh agregat ini kurang cocok untuk struktur yang menekankan pada kekuatan atau untuk beton mutu tinggi, karena ikatan antara agregat kurang kuat.
2.       Agregat bulat sebagian atau tidak teratur. Rongga udara lebih tinggi 35-38%, sehingga membutuhkan lebih banyak pasta semen agar mudah dikerjakan. Beton yang dihasilkan agregat ini belum cukup baik untuk struktur yang menekankan pada kekuatan atau untuk beton mutu tinggi, karena ikatan antara agregat belum cukup baik (masih kurang kuat).
3.       Agregat bersudut. Rongga udara lebih tinggi 38-40%. Beton yang dihasilkan agregat ini cocok untuk struktur yang menekankan pada kekuatan atau untuk beton mutu tinggi, karena ikatan antara agregat baik. Agregat ini dapat juga digunakan untuk lapisan perkerasan kaku (rigid pavement).
4.       Agregat panjang. Agregat ini panjangnya jauh lebih besar dari lebarnya. Agregat disebut panjang jika ukuran terbesar lebih 9/5 ukuran rata-rata. Ukuran rata-rata adalah ukuran ayakan yang meloloskan dan menahan butiran agregat. Agregat ini lebih cenderung berada dirata-rata air sehingga akan terdapat rongga dibawahnya. Kekuatan tekan dari beton yang menggunakan agregat ini buruk.
5.       Agragat pipih. Jika perbandingan tebal agregat terhadap ukuran-ukuran lebar dan tebalnya lebih kecil. Agregat ini tidak baik untuk campuran beton mutu tinggi.
6.       Agregat pipih panjang. Yaitu agregat yang mempunyai panjang jauh lebih besar dari pada lebarnya, sedangkan lebarnya jauh lebih besar dari tebalnya.
Menurut BS 812 : Part 1: 1975, bentuk partikel agregat dapat dibedakan atas:
            - Rounded                   - Irregular
            - Flaky                                    - Angular
            - Elongated                 - Flaky & Elongated




Agregat berdasarkan tekstur permukaan
  1. Agregat licin/halus
  2. Berbutir (granuler)
  3. Kasar
  4.  Kristalin (crystalline)
  5.  Berbentuk sarang lebah (honeycombs)

Jenis agregat berdasarkan ukuran butir nominal
  1. Agregat halus,  agregat yang semua ukuran butirnya menembus ayakan 4,8 mm (SSI.0052, 1980), atau ukuran 4,75 mm (ASTM C33, 1995) atau ukuran 5 mm (BS.812, 1976).
  2. Agregat kasar, ialah agregat semua butirnya tertinggal diatas ayakan 4,8 mm (SSI.0052, 1980), atau ukuran 4,75 mm (ASTM C33, 1995) atau ukuran 5 mm (BS.812, 1976).
Agregat berdasarkan gradasi

  1. Gradasi sela (gap gradation), jika salah satu atau lebih ukuran butir atau fraksi pada satu set ayakan tidak ada.
  2. Gradasi menerus, jika agregat yang semua ukuran butirnya ada dan terdistribusi dengan baik.
  3. Gradasi sergam, jika agregat mempunya ukuran yang sama atau seragam.
Tabel 1.1 Gradasi Agregat yang Disyaratkan
        saringan agregat agregat halus kasar
Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang dipakai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan penggunaan agregat dalam beton (Landgren,      1994) :
  1. Volume udara, udara yang terdapat dalam campuran beton akan mempengaruhi proses pembuatan beton terutama setelah terbentuknya pasta semen.
  2. Volume padat, kepadatan volume agregat akan mempengaruhi berat isi dari beton jadi.
  3. Berat jenis agregat, akan mempengaruhi proporsi campuran dalam berat sebagai kontrol.
  4. Penyerapan, berpengaruh pada berat jenis.
  5. Kadar air permukaan agregat, berpengaruh pada penggunaan air saat pencampuran.








  Klasifikasi Bentuk dan Tekstur Agregat
Karakteristik bagian luar agregat, terutama bentuk partikel dan tekstur permukaan memegang peranan penting terhadap sifat beton segar dan yang sudah mengeras.
    
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar